Friday, October 10, 2014

TRIK MEMBUAT BENIH PADI SENDIRI

Para petani padi pejuang bangsa dimanapun berada, 
Mari belajar bersama membuat benih padi unggul. Benih padi unggul sangat penting sekali bagi kita karena benih merupakan faktor utama dan penentu keberhasilan budidaya kita. Bagaimanapun baiknya perawatan tanaman yang dilakukan, hasilnya tidak dapat diharapkan jika benihnya jelek. Dan biaya perawatan tanaman akan semakin memberatkan jika tetap dipaksakan menggunakan benih yang jelek.

Saat ini banyak benih padi yang beredar di pasaran, yang sebagian diantaranya seingkali membuat kita kecewa melihat hasilnya. Seringkali kita menemukan kejadian walaupun benih yang kita gunakan tersebut telah bersertifikat dan berlabel, namun setelah kita tanam hasilnya tidak memuaskan.

http://goo.gl/VaoLLE; http://goo.gl/tvv1fq
  1. Langkah yang utama untuk membuat benih padi yang unggul adalah kita harus memiliki benih padi berlabel putih, benih dengan label putih bisa kita dapatkan di balai benih padi setempat. Seandainya kita kesulitan mendapatkan benih berlabel putih kita bisa juga menggunakan benih yang berlabel ungu. Benih berlabel ungu bisa kita dapatkan di kios-kios pertanian. Kebutuhan benih sekitar 25 Kg untuk lahan 1 ha.
  2. Langkah yang kedua kita siapkan lahan untuk menanam padi tersebut. Lahan harus terisolasi dengan tanaman padi yang lain agar kemurniannya terjaga. Jarak antar lahan dan tanaman padi yang lain minimal 10 m. Atau paling enak kalau kita menanamnya berbeda waktu dengan tanaman padi yang lain. Terserah saja caranya yang penting jangan sampai waktu pembungaannya sama.
Sebelum benih label putih/ ungu kita semai, sebaiknya kita seleksi dulu dengan menggunakan air garam/ air abu. Gunakan benih yang terendam dan jangan gunakan benih yang mengapung. Rendam dengan air bersih ditambah pupuk organik cair NASA selama 24 jam dan tiriskan selama 24 jam pula. Namun jika calon akar belum ada 0,5 cm pemeraman bisa diperlama 24 jam lagi.

Lahan pesemaian kita siapkan seperti biasa dengan luas kurang lebih 20 % dari luas lahan. Cara pembuatan bibit seperti padi biasa, hanya yang harus diperhatikan adalah saat bibit padi umur 1 minggu sebaiknya semprot Pupuk Organik Cair NASA + HORMONIK + pestisida organik PESTONA secukupnya. Dan saat bibit satu minggu menjelang tanam sebaiknya kita aplikasi pestisida organik BVR dan CORRIN, agar saat penanaman nanti tidak ada hama dan penyakit yang terbawa ke pertanaman.

Pada saat pengolahan tanah luku garu sebaiknya ditaburi Dolomit ditambah pupuk organik padat SUPERNASA dan Phospat (TSP atau SP-36).

Cara penanaman benih padi unggul yang baik adalah harus memperhatikan jarak tanam, yaitu jangan kurang dari 22 cm. Dan gunakan sistem tanam legowo 2 : 1 atau maksimal 4:1. Tanam harus umur muda, kurang dari 18 hss (hari setelah semai). Saat penanaman jangan terlalu dalam. Gunakan cara tanam jiwir 2-3 batang per lubang. Inilah kunci untuk meningkatkan produksi benih padi unggul.

Dalam pemeliharaan yang paling penting adalah pengairan yang berselang, yaitu pemberian air dan buang air sampai tanah agak mengering. Tanaman jangan selalu direndam air. Pemupukan gunakan NPK 300 kg/ ha dan tambahkan urea 100 kg/ha atau sesuaikan kebutuhan dengan menggunakan bagan warna daun. Pemupukan bisa diberikan 2 kali ataupun 3 kali. Penyemprotan Pupuk Organik Cair NASA dan HORMONIK atau GREENSTAR tiap 1-2 minggu sekali dan bisa dicampur dengan pestisida organik seperti PESTONA, BVR dan CORRIN.

Ketika tanaman benih padi unggul telah berbuah maka perlu dilakukan penyortiran, hal ini berguna untuk meningkatkan kemurnian benih. Penyortiran dilakukan dengan cara membuang/ memangkas bulir-bulir padi yang berbeda varietasnya. Pemangkasan juga dilakukan terhadap jenis gulma yang sefamili dengan padi.

Ada trik juga untuk memantapkan pengisian bulir, yaitu dengan cara menambahkan pupuk NPK ditambah pupuk organik padat POWER NUTRITION ketika bulir padi telah masak susu. Hal ini berfungsi untuk memperlama proses pengisian dan memundurkan masa panen.

Pemanenan benih padi unggul dilakukan jangan bersamaan dengan tanaman padi konsumsi. Hal ini bertujuan agar supaya benih tidak tercampur dengan benih lain. Gunakan sabit yang bergerigi dan taruh potongan malai pada terpal atau karung bekas. Pemanenan dilakukan saat padi menguning sekitar 90 %.

Penjemuran calon benih padi unggul sebaiknya tidak dilakukan dilantai jemur, tapi harus diberi alas terpal atau anyaman bambu. Penjemuran sebaikknya dilakukan saat pagi hari sekitar jam 07.00 sampai jam 10.00 dan sore hari sekitar jam 14.30 sampai jam 17.00. Keringkan sampai kadar air sekitar 14-12 %. Sebelum digunakan untuk benih sebaiknya benih padi unggul dilakukan stagnasi dulu (disimpan dalam karung) sekitar 1-2 minggu. Setelah proses stagnasi bibit padi unggul siap digunakan.
Read More »

Wednesday, September 24, 2014

HAMA PENYAKIT PADI SAWAH

bertanicarabaru.blogspot.com
Di Indonesia, tanaman padi diusahakan dalam skala yang luas, hampir merata di berbagai pulau di Indonesia. Itulah mengapa sebaran hama dan penyakit pada tanaman padi bisa menjadi wabah karena dapat menyerang pada skala yang luas juga.

Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal gejala dan organisme pengganggunya yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, dan mengetahui cara penangannya. berikut berberapa gejala dan organisme pengganggu dan cara pengendaliannya:

Hama putih (Nymphula depunctalis).
  • Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
  • Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Thrips (Thrips oryzae).
  • Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. 
  • Pengendalian: Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). 
bertanicarabaru.blogspot.com
  • Gejala: Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. 
  • Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) Penyemprotan Beauveria bassiana
Walang sangit (Leptocoriza acuta).
  • Gejala: Menyerang buah padi yang masak susu, buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. 
  • Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida Organik Cair.
bertanicarabaru.blogspot.comKepik hijau (Nezara viridula). 
  • Gejala: Menyerang batang dan buah padi. pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. 
  • Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). 
  • Gejala: Menyerang batang dan pelepah daun, pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. 
  • Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Hama tikus (Rattus argentiventer).  
  • Gejala: Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah, adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. 
  • Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan Aromatic.
Burung.
  • gejala: Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. 
  • Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae
  • Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. 
  • Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC Khusus, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae
  • Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. 
  • Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian Gliocladium virens dan Corynebacterium di awal tanam.
Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
  • Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. 
  • Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian Gliocladium virens pada saat pembentukan anakan.
Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae
  • Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. 
  • Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan Gliocladium virens.
Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens
  • Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. 
  • Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps
  • Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
  • Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan Beauveria bassiana
    "cara-menanam-padi-sawah-budidaya-cabe-bebek-petelur-pedaging-ternak-lele-jual-pupuk-organik-cair-granul"

    Read More »

    Thursday, May 8, 2014

    PADI SAWAH

    http://kesawahlagi.blogspot.com, http://bertanicarabaru.blogspot.com
    Padi merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia. karena padi menghasilkan beras yang menjadi sumber energi utama bagi manusia Indonesia. Jumlah yang dibutuhkan sedemian besar, sehingga untuk memenuhinya diperlukan ilmu dan tehnologi yang benar. ditambah lagi dengan berkurangnya lahan sawah yang subur karena kepentingan yang lain.

    Dengan dukungan lahan yang ada sejauh ini kita di Indonesia hanya mampu rata-rata 4-5 ton per hektar. Itulah sebabnya teknik budidaya padi menjadi bagian  penting untuk ketahanan bahkan kedaulatan pangan Indonesia.

    Teknik pemupukan menjadi bagian penting dalam budidaya Padi Sawah di Indonesia. hal ini disebabkan karena tanah subur alami semakin berkurang karena, diantaranya disebabkan oleh, lahan subur alami terdegradasi karena cara budidaya yang terus menerus tanpa istirahat sehingga menurunkan kesuburan.

    Untuk mengembalikan atau meningkatkan kesuburan diperlukan treatment atau perlakuan khusus agar produksi bisa dijaga bahkan ditingkatkan.
    Berikut Teknik budidaya Padi Sawah dengan perlakuan khusus.

    PERSIAPAN BIBIT DAN PEMUPUKAN

    1. Benih Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan.

    2. Perendaman Benih Benih direndam pupuk organik cair (POC) khusus dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 – 2 malam hingga benih berkecambah serentak.

    3. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 – 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC khusus  dengan dosis 2 tutup/tangki.

    4. Pemindahan benih Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.

    5. Pemupukan menggunakan dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis rekomendasi setempat.
    Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC khusus  kemudian disemprotkan (3-4 tutup POC khusus  + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta kondisi cuaca.


    TABEL CONTOH PENGGUNAAN POC KHUSUS DAN POP KHUSUS

    bertanicarabaru.blogspot.com

    • Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen 
    bertanicarabaru
    •  Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

    http://kesawahlagi.blogspot.com, http://bertanicarabarui.blogspot.com
    • Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen 

    Cara Penggunaan POC khusus & POP khusus
    • Pemberian POP khusus dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan (hanya disiramkan).
    • Jika dengan POC khusus dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
    • Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPERNASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.

    6. Pengelolaan Lahan Ringan Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen. 

    7. Penyiangan Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.

    8. Pengairan Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
    "panen-padi-dengan-pupuk-organik-nasa-natural-nusantara-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-bvr-aero-glio-pestona"
    PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

    Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi tergantung dari organisme pengganggunya. secara umum bisa dipelajari di halaman HAMA PENYAKIT PADI SAWAH.

    PANEN DAN PASCA PANEN

    Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk Alat yang digunakan ketam atau sabit Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin.

    Setelah dirontokkan dan diayaki (Jawa : ditapeni), secara umum dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari. Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya. Beras siap dikonsumsi.
    Read More »